Menarik Dikunjungi

Silahkan Klik untuk selengkapnya

Cerita Sunset

Silahkan klik untuk selengkapnya

Menatap Jauh

Silahkan klik untuk selengkapnya

Kita dan Mereka

Silahkan klik untuk selengkapnya

Berbagi Foto

Silahkan Klik untuk selengkapnya

Gerhana Bulan

Tepat malam ini sekitar pukul 01.30 Wita, banyak orang yang sengaja keluar rumah mendongak memandangi langit, ingin melihat gerhana bulan yang sedang terjadi. Memang kejadian ini termasuk langkah sehingga banyak pemberitaan yang membahas masalah ini, begitupun dengan beberapa teman yang bahkan meyempatkan diri untuk mengirim sms sebagai informasi kepada saya bahwa sedang terjadi gerhana bulan.
dengan sedikit penasaran saya pun mencoba untuk keluar menengadah menghadap langit, menyaksikan peristiwa alam yang jarang terjadi ini, lumayan indah.
sejenak saya berdiam dan terus memandangi, sambil kembali mengingat pelajaran fisika waktu dibangku sekolah dulu bahwa gerhana bulan terjadi karena posisi bumi yang terletak di antara matahari dan bulan, matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus dimana Bumi berada di antara keduanya dan menghalangi jatuhnya sinar Matahari ke Bulan, demikian penjelasan pak nurdin kala itu.
sedang asyik memandangi gerhana, tiba-tiba terdengar suara roda terseret dijalan, jelas ini bukan suara roda efek dari gerhana, tapi roda gerobak tua yang terbuat dari bambu milik seorang ibu-ibu yang terlihat sudah menua. Penuh tenaga iya dorong bersama anak lelakinya yang masih belia, mencoba melawan dinginnya malam dan menghela gelap, dengan pasti setiap jengkal jalan ia pandangi, mencari kepingan demi kepingan plastik. sesekali masuk ke halaman rumah orang mencari dan mengais tempat sampahnya, berharap tadi ada plastik yang dibuang disitu.
Ibu dan anak itu begitu serius mencari plastik, ia tak menghiraukan kalau malam ini sedang gerhana, kejadian yang sangat langkah. Tak inginkah ia sejenak menengadah ke langit melihat gerahana tersebut? ataukah ia tak tau kalau sekarang sedang terjadi gerhana bulan? ataukah ia tak dapat sms dari temannya seperti saya yang di sms oleh beberapa teman? atau kah ia tak baca koran tadi pagi yang membahas tentang gerhana malam ini? ataukah ia sama sekali tak tau apa itu gerhana? ataukah ia tak peduli mau gerhana atau tidak? Entahlah, yang jelas ia tetap sibuk mencari plastik. Mungkin ini adalah pekerjaan yang sangat penting baginya demi kelangsungan hidup esok hari, seperti para pejabat negeri ini yang jika sibuk rapat tak memperdulikan lagi sekitarnya. Mengambil dan memutuskan kebijakan sesuka hati.
Andai Ibu pencari plastik itu bisa ikut merasakan dan menikmati terjadinya gerhana  bulan malam ini, sambil duduk di teras rumah memangku anaknya memandang langit, pasti gerhana bulan kali ini akan terlihat lebih indah. Namun siapa yang harus disalahkan, jika mereka tak sempat menikmatinya. Siapa yang harus disalahkan jika tengah malam begini ia keluar membawa anaknya mencari sesuap nasi di tong sampah? kenapa pembagian harta Tuhan tidak adil? ada yang berkelebihan sementara ibu itu serba kekurangan? kalau negeri ini memang kaya akan hasil alamnya? kenapai ibu itu tak bisa menikmatinya?
Sambil menunjuk ke arah rembulan yang sedang gerhana itu, ku miminta sampaikanlah kepada Tuhan pemilik alam semesta, kepada yang menakdirkan gerhana bulan ini terjadi, kutuk dan musnahkanlah orang-orang serakah yang tak mau membagi kekayaan alam kepada ibu pencari plastik itu, kepada orang yang menyebabkan banyak orang menderita, kepada siapa saja yang telah membuat sebuah sistem ataupu aturan sehingga banyak ibu-ibu, bapak-bapak, dan anak-anak menjadi pemulung plastik, peminta-minta, dan hidup dari onggokan sampah.
Gelapnya malam ini karena gerhana bulan semoga bukan gambaran akan gelapnya negeri tempat ku memandangi gerhana bulan kali ini.