pagi ini


Terinspirasi dari tulisan beberapa tahun silam yang terbit disalah satu buletin kampus.

Pagi ini seperti biasa, saya bangun tidak begitu pagi, biarlah ayam lebih dulu mematok rejeki, toh paruhnya kecil, tidak mungkin dia akan habiskan rejeki untuk hari ini, ayam mematok rejeki dipagi hari itu biasa menjadi keluh orang tua yang mudah-mudahan tidak muak dengan anaknya yang malas bangun.
Sebenarnya bukan malas bangun pagi, tapi matalah yang terus memaksa untuk tertidur, dia ingin balas dendam, karena semalam dia dipaksa untuk membelalak hingga subuh. Tapi ternyata mata yang malas terbuka dikalahkan oleh aroma pisang goreng pagi ini, saya bangun, pisang goreng itu memang menggoda.
Teh, pasangan yang tidak begitu serasi sebenarnya dengan pisang goreng, tapi karena itu yang ada maka itulah yang terbaik untuk diminum dan mengguyur pisang di kerongkongan yang kadang malas untuk turun ke lambung. Sambil buka-buka hp, banyak pemberitahuan masuk, salah satunya pesan dari always, sekedar ucapan selamat pagi, saya tidak tau maksudnya apa, karena baru pagi ini dia kirim pesan, sekedar sapa atau menyimpan modus lain, saya balas kemudian tidak ada lagi respon. Mungkin dia mau menunjukkan kalau dia bagun cukup pagi hari ini, entahlah.
Pagi ini, tidak sejuk lagi, karena matahari sudah mulai sangar, ini masih pagi atau sudah siang, batasan jamnya saya tidak begitu paham. Teman baik, malas bangun yang saya miliki yaitu malas mandi pagi, tapi itu sudah hilang sejak setahun lalu, sekarang mandi dulu baru keluar, memakai hembodi (ejaan versi daerah) untuk menyembunyikan kulit kaki yang belang-belang. Sebenarnya memakai hembodi biasa saya lakukan sejak sekolah, merek-nya tergantung merek yang dipakai mama saya, minyak rambut yang saya gunakan dulu minyak kemiri, cukup populer di kampung kala itu, bukan hanya rambut, jidat pun ikut mengkilat, rambut akan seperti daun talas, membiarkan air menggelinding dipermukaan dan tidak meresap, tapi sebaliknya, segala jenis debu akan melekat dengan baik.
Beginilah kalau bukan orang kantoran, setiap pagi aktifitas tidak jelas, keluar rumah dan jalan begitu saja, dan pagi ini, diperjalanan ketemu dengan om polisi, saya ditahan, dia minta sim dan stnk, seperti beberapa teman lainnya, ompol ini juga berkulit hitam legam seperti kue yang over d dalam pemanggang kue, perutnya agak buncit, dan kadang susah senyum, sedikit gugup saya sodorkan sim dan stnk, dia bolak-balik baca dan dikembalikan, silahkan jalan katanya. Dengan ucapan terima kasih lalu saya pergi, masih gugup, mungkin karena dikepala sudah membentuk ketakutan. Menepi, singgah di sebuah warung kopi, ingin menghilangkan rasa gugup, seteguk kafein tambah seisap nikotin mungkin bisa melegakan. Keringat yang dari tadi keluar memang membuat perasaan kurang nyaman, kopi menghilangkan gugup, tapi masih ada perasaan yang kurang nyaman, ah betul mengganggu. Berfikir apa yang salah dari pagi ini, padahal semua berjalan seperti kemarin-kemarin, kecuali ditahan om pol tadi. Bakar lagi nikotinnya, berusaha rileks, buka media sosial, ambil hp, tulis cerita pagi ini. Ohh..Ternyata saya belum boker.. hehehehehe

Warkop, 4-2-14.. acc

0 komentar:

Posting Komentar