kamera dan perubahan sosial

Menurut saya, Kamera adalah alat yang bisa membekukan gambar, mengabadikan momen dengan pemanfaatan cahaya. Kamera satu kesatuan dengan Fotografi, siapa penemu fotografi yang pertama menjadi sebuah perdebatan, terdapat berbagai perbedaan pendapat, ada yang mengatakan yang pertama adalah Abu Ali Al-Hasan Ibnu al-Haitham seorang muslim, ada juga yang mengatakan Joseph Nicephore Niepce, ada juga yang mengatakan Cardano Geronimo, ada juga yang mengatakan Roger Bacon, tapi siapa pun itu, mereka adalah orang hebat dan genius. Disini saya tidak akan bercerita tentang sejarah panjang dan rumit itu, cuma sekedar menceritakan pengalaman saat pertama kenal fotografi hingga perkembangan yang saya temui saat ini.

Mungkin sekitar tahun 1991 atau 92, memori yang masih bisa tersimpan hingga saat ini, pertama lihat dan belum dibiarkan menyentuh, kamera berwarna hitam dan akrab disebut tustel, 36 kutipan tanpa display yang bisa memunculkan hasil jepret atau pilihan hapus jika fotonya kurang bagus. Masa itu tustel masih sangat jarang, hanya kalangan tertentu yang bisa memiliki, sehingga pajangan foto keluarga tidak akan kita temui di ruang keluarga, yang ada biasanya cuma hasil lukisan. Jika anak muda zaman dulu berfoto, biasanya akan menjadi gaya andalan bersandar di pohon atau dinding, jaket di pundak dan rambut gonrong dilengkapi kacamata hitam yang lebar, kemudian disimpan rapi dalam album yang biasanya bertulis Fujifilm. Mungkin gaya yang digunakan setiap zaman tergantung gaya mereka yang menjadi idola.


Karena susahnya atau karena jarangnya tustel pada tempo doeloe sehingga foto-foto yang beredar juga jarang. Sampai memasuki era milenium, era dimana digital mulai marak, sudah mulai muncul kamera DSLR di kampung, dipegang oleh tukang foto yang ke sekolah saat foto ijazah. Terus berkembang ke kamera pocket atau akrab disebut camdi, hingga munculnya hp dengan fasilitas kamera vga, dan sekarang semakin canggih, kamera dengan fasilitas Hp. Perkembangan inilah yang memacu peredaran foto terus meningkat, tidak perlu lagi album foto, cuci cetak biasa sepi, kebanyakan yang cetak foto cuma untuk kebutuhan pas foto atau foto pernikahan dan foto keluarga. Batasan foto pun tidak lagi sakral, mulai dari gaya minimalis, dokumentasi perjalanan, foto makanan sebelum makan, foto dengan bibir cembung dan foto setengah telanjang yang anehnya foto itu biasanya diabadikan sendiri dan akrab disebut selfie. Perkembangan kamera ini sangat cepat, efeknya pun bermacam-macam, dan penggunanya mulai dari anak kecil hingga orang tua tanpa ada batasan jabatan atau status. Mulai dari memfoto muka sendiri hingga memfoto hanya bagian tertentu, misalnya memfoto luka lecetnya kemudian dibagikan ke media umum.


Kamera adalah teknologi yang luar biasa, akan menjadi baik jika digunakan untuk hal yang baik pula, tidak salah memfoto diri sendiri, yang salah jika memfoto diri sendiri dalam keadaan tidak layak publik kemudian kita sebarkan..

selamat foto-foto..

0 komentar:

Posting Komentar