Intelek peminta-minta

Gambar di depan pintu 1 unhas 23-2-14
Konon katanya, mahasiswa adalah makhluk intelektual dengan segala kecerdasan yang mereka miliki, wawasan yang luas serta solidaritas yang tinggi. Mahasiswa menganggap dirinya sebagai agen pembawa perubahan dan kontrol sosial. Ini dibuktikan oleh berbagai macam catatan sejarah, kejadian-kejadian besar di negeri ini yang dipelopori oleh mahasiswa, keruntuhan rezim soeharto misalnya yang banyak menganggap mahasiswa sebagai pemeran utama atas peristiwa itu. Inilah yang menjadi spirit tersendiri bagi beberapa mahasiswa untuk tetap membangun dan melestarikan lembaga kemahasiswaan, dimana lembaga inilah yang memberi peran besar dalam menyatukan pola pikir, gerakan dan menjadi sentrum dari segala aktivitas. Membangun perlawanan, kritik, dan gerakan sosial yang menyentuh masyarakat secara langsung. Dan agar lembaga ini tetap hidup, maka kaderisasi tentu harus terus berjalan, kaderisasi sebagai ruh dari sebuah lembaga.

Jika kaderisasi terus berjalan tetapi kualitas kader menurun maka itu sebuah kaderisasi hampa  yang akan menghasilkan sebuah lembaga kemahasiswaan yang mandul, mati rasa dan tidak kreatif. Sekarang banyak fenomena yang seperti ini bisa kita saksikan di kampus-kampus. Ketika aktivitas diskusi yang dulunya menjadi sebuah trend mahasiswa, kini diganti oleh trend online dan individual, mengesampingkan kedekatan emosional. Jika mahasiswa dulu dengan segala sopan santunnya, dan segala bentuk penghormatan kepada yang lebih tua, menjadikan pengalaman mereka sebagai referensi kedepan, tetapi sekarang karena efek individual yang lebih tinggi, maka siapa kamu siapa saya adalah prinsip merdeka mereka yang tak mampu di tepis.

Selain itu, dulunya mahasiswa adalah sahabat orang kecil, sahabat para pengamen jalanan, sahabat para pengemis, tetapi sekarang mahasiswa telah menjadi pesaing mereka. Mahasiswa sekarang tidak lagi turun ke jalan dengan aspirasi yang membara, melainkan ke jalan membawa kardus, berdiri di sudut lampu merah, mendatangi satu demi satu orang lewat, menyodorkan, meminta bantuan, mengemis meminta uang. Penggalangan dana katanya, untuk bakti sosial, untuk mubes atau untuk kegiatan lainnya. Mental Peminta-Minta. Kreatifitas yang mati dan menginginkan segala sesuatu dengan instan, menjadi peminta-minta intelek adalah solusi praktis dan atas nama gerakan mahasiswa.


Agen perubahan sudah sangat tipis bedanya dengan event organiser, sekedar penyelenggaraan kegiatan atau program rutin yang tidak dipahami makna dan tujuannya, itupun jika ada kegiatan. Sekedar sebagai tameng saat laporanan pertanggungjawaban diakhir kepengurusan.

acc..

0 komentar:

Posting Komentar