Menarik Dikunjungi

Silahkan Klik untuk selengkapnya

Cerita Sunset

Silahkan klik untuk selengkapnya

Menatap Jauh

Silahkan klik untuk selengkapnya

Kita dan Mereka

Silahkan klik untuk selengkapnya

Berbagi Foto

Silahkan Klik untuk selengkapnya

tahun baru lagi

Ini bukan sebuah bentuk larangan ataupun sok idealis menentang acara perayaan tahun baru.
Sekedar sebuah refleksi yang muncul dari hati kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan kasar seperti yang anda baca sekarang.
Seperti tulisan saya tahun lalu di blog ini, "keresahan tengah malam"
Kemarin, tepatnya 31 desember 2011 sejak siang hingga menjelang subuh 1 januari 2012, suasana kota sangat ramai, orang-orang hilir mudik mengisi ruang-ruang santai atau hiburan atau tempat rekreasi menghabiskan waktu dan tentunya dana. Mungkin karena bertepatan dengan hari libur (sabtu-minggu) sehingga perayaan tahun baru kali ini terlihat begitu meriah, masyarakat menyambut dengan antusias, layaknya perayaan hari besar seperti idul fitri atau idul adha. Tak tanggung-tanggung pula orang-orang mengeluarkan dana yang cukup banyak untuk perayaan ini, contoh kecil saja membeli kembang api seharga 150 ribu satu buah. Bagi orang yang sudah cukup umur biasanya merayakan dengan membuat acara kecil-kecilan seperti bakar-bakar ikan, bakar jagung ke tempat wisata bersama keluarga dan sebagainya. Anak muda biasanya ke tempat hiburan malam seperti diskotik untuk clubing, ke hotel atau ke wisma misalnya bahkan bagi yang kurang bermodal cukup ke tempat remang-remang bersama pasangan tentunya. Alasan bukti keseriusan, pemorkosaan atas nama cinta pun biasanya terjadi.
Puncak perayaan tepat pada jam 12.00 waktu setempat, bisa kita temukan sebuah suasana gemuruh bak di medan perang, letusan bersahutan menyambut menit2 pergantian tahun.
Sebuah prosesi yang mungkin beberapa orang sakralkan.
Sejenak saya berfikir, sekedar pergantian tahun yang sebenarnya cuma angka penulisan yang berubah ataupun kalender yang diganti dirayakan begitu meriah seperti ini, dimana letak spesialnya?
Sedikit sebagai referensi, Hari tahun baru yang jatuh pada tanggal 1 Januari diadopsi dari kalender Gregorian, sama seperti mayoritas negara-negara di dunia.
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan pada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.
Ini yang kemudian hampir seluruh orang dari kota hingga pelosok desa rayakan.
Ribuan masyarakat penuhi ruas-ruas jalan, macet tentu tak terhindarkan lagi, dengan mata sendiri saya menyaksikan sebuah ambulance yang membawa orang sakit terperangkap macet, gumpalang asap petasan memenuhi udara, suara teromper, petasan, kembang api bergemuruh memecah malam. Anehnya tak satu orang pun yang protes.
Coba kita bandingkan, aksi mahasiswa yang biasanya cuma ratusan orang saja dan menyebabkan macet, suara orasi yang tak sebesar suara petasan dan terompet, gumpalan asap bakar ban, ambulance yang lewat pasti dikasih jalan, diprotes dari segala lini, dibusuki oleh media, padahal itu untuk kebaikan bangsa dan orang banyak, beda dengan tahun baru yang sekedar ajang hura-hura...
Tapi seperti itulah realitas yang ada, mungkin setiap orang punya prespektif masing-masing.
Sekali lagi ini hanya sebuah celoteh dari saya..
Bukan maksud menentang ataupun mengajari. (Referensi:wikipedia.com)