Ternyata, Blog
ini tdk pernah di update sejak februari 2015, dan nyaris tdk ada list tulisan
di tahun 2016. Saya sungguh tidak produktif dan tidak punya bakat dalam hal tulis
menulis.
Saya munculkan
tulisan ini agar tahun 2016 tetap ada di list blog arcive, sekalian promosikan
nama cafe kiranya terbaca oleh kakak google kalau ada yang searching. Wkwkwkwkwkw..
Sejak bulan
Juli 2016, ada yang menyebutnya warkop kopialisme, ada pula yang sebut kopilisme
coffee shop bulukumba, ada juga yang bilang Kopialisme cafe bulukumba, tapi
apapun penamaan orang untuk tempat ini, kami sangat bersyukur karena bisa hadir
di tengah-tengah masyarakat bulukumba. meskipun masih sangat terbatas dan punya
banyak kekurangan akan tetapi kami berharap bisa berbuat secara maksimal untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan.
Kopi itu
selalu menjadi kambing hitam, ia selalu dijadikan alasan, “ngopi deh” atau “ayo
ngopi” padahal sampai di tempat tujuan, pesan minum bisa saja bukan kopi. Kopi sudah
jadi trand, banyak quote bermunculan tentang kopi, bahkan jadi meme. “cukup
kopi saja yang pahit, hidupmu jangan” atau “ketika otak perlu inspirasi” semua
itu bagian yang menjadikan kopi agak populer, bahkan pernah saya baca buku yang
judulnya, “tuhan dalam secangkir kopi”, padahal isinya tidak membahas kopi
saja, ada juga membahas tentang an-nisa ayat 3, tapi saya suka itu buku, misi
kami sama, pejuang an-nisa ayat 3.. hahaha.. dari hal-hal tersebut saya
menganggap kalau sekarang kopi itu sudah menjadi sebuah “paham” atau bahasa
kerennya “isme” sehingga muncullah nama “Kopialisme” (nah iklan kan)
hahahahaha...
Ketika ada
yang bertanya, apa hal yang saya andalkan di Kopialisme? Saya jawab, saya punya
tim yang hebat, mereka kompak dan mereka mau jalan bersama membangun dan meraih
cita-cita bersama. Memang kami berasal dari latar belakang yang berbeda, tetapi
kopi lah yang menyatukan kami, dan cita-cita besar yang mempererat. Cita-cita
untuk bisa berbagi bahagia dengan orang lain.