Menarik Dikunjungi

Silahkan Klik untuk selengkapnya

Cerita Sunset

Silahkan klik untuk selengkapnya

Menatap Jauh

Silahkan klik untuk selengkapnya

Kita dan Mereka

Silahkan klik untuk selengkapnya

Berbagi Foto

Silahkan Klik untuk selengkapnya

Jam 1 malam

baru mengudara lagi, setelah sekian masa tertidur..hehe
Kadang bingung mau menulis apa, pertama karena memang kurang referensi akibat dari malas membaca, kedua karena memang tidak punya bakat yang super luar biasa dalam menulis, ketiga karena kadang belum ditulis sudah pesimis duluan.

Tadi saya membaca beberapa hasil tulisan orang di media online, semacam cerita atau kisah, ada juga berita, opini dan info-info perkembangan dunia. Yang menarik adalah, saya melihat disana ada kepercayaan diri yang luar biasa, yang sebenarnya karya yang mereka buat "maaf" biasa-biasa saja. cuma mau menyampaikan bahwa dia putus dengan pacarnya, misalnya, tapi dirangkai dalam sebuah puisi atau sebuah cerpen, sehingga itu terlihat menarik dan menggugah hati.
Harus diakui, malas membaca maka jangan berharap bisa membuat tulisan yang menarik. Memiliki kosakata yang banyak syarat penting tentunya, dan itu ditemukan lewat membaca.

Jika kepercayaan diri digabung dengan kemampuan dan pengetahuan yang luas, maka potensi menulis yang dulunya kecil akan membludak menggemparkan semua orang. Apalagi jika itu dimiliki oleh anak muda progresif yang masih segar, tak sanggup saya bayangkan luar biasanya.
setidaknya ini bisa menjadi referensi untuk kita semua, untuk saya pula yang baru belajar menyusun kata-kata, yang selalu gagal membuat kreasi sumbang tanpa makna.
Tapi keinginan untuk terus lebih baik, tentunya harus selalu ada..

Ramadhan punya cerita

Siapa yang tidak bersuka cita dengan kehadiran bulan ramadhan disetiap tahunnya. Bulan special diantara semua bulan yang diperuntukkan bagi manusia, untuk berbuat baik dan mengumpulkan pahala sebanyak mungkin, (sayangnya saya tidak bisa lampirkan potongan ayat atau hadits untuk melegitimasi bahwa pernyataan saya tadi benar).
bagaimana tidak, selain bonus-bonus rohani yang banyak, bonus beruba non-rohani juga bisa ditemukan dalam bulan ini, seperti THR bagi para pekerja, libur sekolah bagi siswa atau libur bulan puasa bagi mahasiswa, kecuali polisi yang selalu standy di depan masjid, tidak libur dan harus mengamankan jalannya shalat tarwih, tapi pasti pak polisi juga dapat tambahan honor tentunya.
anak-anak kecil dengan riang berlari-lari, bermain dengan temannya tanpa larangan dari orang tua yang biasa memaksa anaknya cepat tidur karena esok hari harus upacara bendera. Atau para muda mudi yang sudah mulai tumbuh kumis tipisnya, tentu tak mau kalah eksist, keluar dan menjadikan moment ini sebagai moment paling indah untuk mencari atau me-nyudut dengan pasangannya, sekedar bercerita mungkin tentang menu buka puasa atau menu sahur sebentar, entahlah, hanya mereka dan tuhan yang tau, dan yang menguping pembicaraan mereka tentunya.
bapak-bapak, ibu-ibu dengan khusuknya duduk dengan rapi dibarisan untuk shalat sunnah berjamaah.
kakek-kakek, nenek-nenek kebanyakan standby di rumah jaga kandang, karena lutut atau tulang yang sudah susah diajak kompromi untuk melakukan aktifitas.
mungkin ini bisa disaksikan hampir disemua pelosok hingga jantung kota...
Cuma yang agak susah dibedakan adalah suasana malamnya biasa sedikit mirip dengan suasana malam tahun baru, kembang api dan petasan dimana-mana, dan kadang mengagetkan imam masjid sehingga lupa dengan hafalan ayatnya.
atau kadang pula pada moment ini tiba-tiba terdapat beberapa arena road race dadakan bagi mereka yang memiliki insting valentino rossi cukup tinggi. Kalau di kota seperti makassar, kita bisa menemukan suasana layaknya sedang berada disebuah resepsi pernikahan, suara elektone yg cukup besar dengan alunan melodi biasa memaksa jempol untuk bergoyang sendiri, mobile elektone penyebutan yg lebih keren mungkin.
Bagi orang-orang berada, mengadakan acara buka puasa dan mengundang masyarakat satu kompleks adalah hal yang paling menarik untuk tambah-tambah pahala dengan tema berbagi.. atau para mahasiswa yang dengan gencarnya mencari sumbangan untuk melakukan kegiatan-kegiatan untuk membantu orang tidak mampu dengan spirit sosialnya.
Pinggir jalan juga tak kalah ramainya dengan gambar bukan artis, gambar yang sudah dipoles sedemikian rupa dengan niat agar terlihat gagah atau cantik, ucapan selamat berpuasa dengan embel2 lain. layaknya iklan barang yang ada di tv.
endingnya tentu pakaian baru, serba baru untuk dipakai siarah..

Ramadhan punya banyak cerita..
suka maupun duka.
acc.

tahun baru lagi

Ini bukan sebuah bentuk larangan ataupun sok idealis menentang acara perayaan tahun baru.
Sekedar sebuah refleksi yang muncul dari hati kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan kasar seperti yang anda baca sekarang.
Seperti tulisan saya tahun lalu di blog ini, "keresahan tengah malam"
Kemarin, tepatnya 31 desember 2011 sejak siang hingga menjelang subuh 1 januari 2012, suasana kota sangat ramai, orang-orang hilir mudik mengisi ruang-ruang santai atau hiburan atau tempat rekreasi menghabiskan waktu dan tentunya dana. Mungkin karena bertepatan dengan hari libur (sabtu-minggu) sehingga perayaan tahun baru kali ini terlihat begitu meriah, masyarakat menyambut dengan antusias, layaknya perayaan hari besar seperti idul fitri atau idul adha. Tak tanggung-tanggung pula orang-orang mengeluarkan dana yang cukup banyak untuk perayaan ini, contoh kecil saja membeli kembang api seharga 150 ribu satu buah. Bagi orang yang sudah cukup umur biasanya merayakan dengan membuat acara kecil-kecilan seperti bakar-bakar ikan, bakar jagung ke tempat wisata bersama keluarga dan sebagainya. Anak muda biasanya ke tempat hiburan malam seperti diskotik untuk clubing, ke hotel atau ke wisma misalnya bahkan bagi yang kurang bermodal cukup ke tempat remang-remang bersama pasangan tentunya. Alasan bukti keseriusan, pemorkosaan atas nama cinta pun biasanya terjadi.
Puncak perayaan tepat pada jam 12.00 waktu setempat, bisa kita temukan sebuah suasana gemuruh bak di medan perang, letusan bersahutan menyambut menit2 pergantian tahun.
Sebuah prosesi yang mungkin beberapa orang sakralkan.
Sejenak saya berfikir, sekedar pergantian tahun yang sebenarnya cuma angka penulisan yang berubah ataupun kalender yang diganti dirayakan begitu meriah seperti ini, dimana letak spesialnya?
Sedikit sebagai referensi, Hari tahun baru yang jatuh pada tanggal 1 Januari diadopsi dari kalender Gregorian, sama seperti mayoritas negara-negara di dunia.
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan pada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.
Ini yang kemudian hampir seluruh orang dari kota hingga pelosok desa rayakan.
Ribuan masyarakat penuhi ruas-ruas jalan, macet tentu tak terhindarkan lagi, dengan mata sendiri saya menyaksikan sebuah ambulance yang membawa orang sakit terperangkap macet, gumpalang asap petasan memenuhi udara, suara teromper, petasan, kembang api bergemuruh memecah malam. Anehnya tak satu orang pun yang protes.
Coba kita bandingkan, aksi mahasiswa yang biasanya cuma ratusan orang saja dan menyebabkan macet, suara orasi yang tak sebesar suara petasan dan terompet, gumpalan asap bakar ban, ambulance yang lewat pasti dikasih jalan, diprotes dari segala lini, dibusuki oleh media, padahal itu untuk kebaikan bangsa dan orang banyak, beda dengan tahun baru yang sekedar ajang hura-hura...
Tapi seperti itulah realitas yang ada, mungkin setiap orang punya prespektif masing-masing.
Sekali lagi ini hanya sebuah celoteh dari saya..
Bukan maksud menentang ataupun mengajari. (Referensi:wikipedia.com)