Menarik Dikunjungi

Silahkan Klik untuk selengkapnya

Cerita Sunset

Silahkan klik untuk selengkapnya

Menatap Jauh

Silahkan klik untuk selengkapnya

Kita dan Mereka

Silahkan klik untuk selengkapnya

Berbagi Foto

Silahkan Klik untuk selengkapnya

Ego

egoisme adalah sebuah paham yang mementingkan kepentingan diri sendiri, dan sering dijuluki orang egois...

Egois terbagi dari beberapa kelompok, seperti ego diri, ego kelompok, ego keluarga, ego kampung, ego suku, ego bangsa, ego semesta (menurut guru yg pernah mengajariku).
apa yang salah dari sifat yang kadang membuat banyak orang jengkel karenanya?
Sebenarnya tidaK ada yang salah dari sifat ini ketika bisa ditempatkan pada tempatnya. seperti ego terhadap sebuah kebenaran atau yang disebut ego semesta. jika memang kita benar, kita harus egois untuk memperjuangkan itu. tetapi ini sering menjadi sebuah hal dilematis karena kadang ada orang yang menganggap yang dilakukannya benar dengan berbagai macam alasan-alasan pembenaran, padahal dia belum tentu benar. oleh karena itu seharusnya setiap orang harus mampu menilai secara objektif.

Karena Ego banyak orang bersahabat menjadi bermusuhan, karena ego banyak orang yang sedang hangat menjalani hubungan mesrah harus berpisah, hanya karena pertarungan ego tersebut, karena ego banyak orang yang harus menderita perang antar kelompok atau kampung.
ego akan membawa banyak masalah jika terus dipelihara dalam diri. Memang susah dan berat untuk sedikit menundukkan sifat ini, tapi pasti bisa. dengan banyak-banyak sabar dan mengelus dada serta bersikap objektif terhadap semua kondisi yang ada.
Sifat ini pulalah yang banyak dimiliki oleh orang2 di bangsa ini yang kemudian melahirkan beberapa hal seperti yang akrab dikenal dengan istilah KKN, Korupsi, Kolusi, Nepotisme. Korupsi adalah mengambil sesuatu yang sebenarnya bukan haknya, itu karena ego dirinya yang terlalu besar dan hanya mementingkan perutnya sendiri, begitupun dengan Kolusi atau Nepotisme yang mementingkan kepentingan kelompok atau keluarganya, Sehingga ada yang kadang mengatakan hahwa Nepotisme itu singkatan dari (Nenek, Eang, Ponakan, Om, Tante, Istri, Suami, Mertua, mEnantu).
sifat ini harus sebisa mungkin kita kontrol, tidak masalah egois jika egois terhadap hal-hal yang benar dan demi kepentingan semua, tapi jangan egois karena kepentingan diri sendiri.

Sanggara atau Pisang Goreng


sanggara atau pisang goreng adalah sebuah makanan yang terbuat dari pisang yang digoreng. kenikmatan makan sanggara akan sangat terasa jika dimakan dipagi hari apalagi jika kolaborasi dengan kopi hitam. makanan ini sudah sangat lazim dikalangan masyarakat, selain mudah, murah, dan bahan-bahannya mudah didapatkan, nilai gizi dan vitaminnya juga tinggi, seperti vitamin A, dan berbagai vitamin B seperti thiamin, riboflavin, niacin, vitamin B6 dan asam folat, juga mengandung vitamin C. Selain itu terdiri dari mineral mulai dari kalsium, magnesium, kalium, fosfor, mangan dan zat besi.  
namun seiring berjalannya waktu dan maraknya issu modernisme, membuat sanggara harus bekerja extra untuk mempertahankan eksistensinya dan bertarung habis-habisan dengan makanan elite seperti hambur-ger, kaefsi, mekdanol, dansebagainya. 
ditambah lagi kecenderungan beberapa masyarakat yang mulai gengsi dan takut dikatakan kampungan sehingga sanggara kurang dilirik lagi. padahal senarnya sanggara lebih enak daripada hambur-ger, kaefsi, mekdi, dansejenisnya itu. 
Hanya karena persoalan trend sebenarnya, dan pengaruh media yang membesar-besarkan sehingga masyarakat akan lebih bangga jika makan makanan seperti itu.
kembali kepersoalan sanggara, sanggara mempunyai banyak jenis, yang saya ketahui, seperti sanggara peppe, dampo, poca-poca, dadar, dan lain-lain. apalagi sekarang, sudah mulai muncul variasi-variasi baru seperti sanggara cokelat, keju, sanggara madu, dll.
sejarah sanggara atau sejarah pisang goreng saya juga tidak ketahui dengan pasti, tapi yang saya tau bahwa sebelum saya lahir sanggara itu sudah ada di muka bumi ini. dan saya pun sangat berharap agar kiranya sanggara bisa terus eksist, jangan sampai tergeser dan punah karena makanan dari luar yang tidak jelas itu. acc

Pak tua di tepi jalan

pak tua, 
kau terlihat rapuh dan usur...
terlihat keringatmu bercucur...
bagai habis diguyur... 
sambil menggendong karung 
yang isinya sampah. 
menunduk dan sesekali melirik mencari-cari... 
setiap siang kau berjemur... 
demi hidup yang tak subur... 
tertidur di tepi jalan bukan di kasur... 
berlumur debu... 
kamu tergusur dari tanah milikmu. 
karena mereka yg tak jujur...
banyak yang kasihan melihatmu, 
tapi mereka juga tak menegur mu... 
atau mengulurkan tangan tanda memberi...  
kini kamu hanya makan bubur yang sudah berjamur... 
nasibmu kurang  mujur, 
hingga diusiamu kini yg menghapiri penghujung umur. acc

Pembangkit Listrik Tenaga Cinta


Listrik sebagai sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat harusnya mendapat perhatian lebih dari semua kalangan, mengingat bahwa persedian sumber-sumber listrik atau pembangkit listrik itu semakin tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. ditambah lagi dengan biaya atau tarif dasar semakin tinggi, menyebabkan beberapa kalangan masyarakat menengah ke bawah berfikir 7x jika ingin menggunakan listrik karena ketakutan biaya.
persoalan tersebut tidak selesai hanya dengan merapatkan para staff atau orang2 yang terkait dan sekedar memperbincangkan, ataupun berteriak di jalan meminta penurunan tarif dan sebagainya. tapi harus ada solusi nyata, seperti halnya pembuatan pembangkit alternatif meski dalam skala kecil. 
Namun beberapa teman yang mencoba menggagas hal itu berkata bahwa pembuatan pembangkit alternatif terkendala dengan modal, apalagi melihat bahwa yang menggagas konsep itu hanyalah para mahasiswa yang peduli dan sadar akan kondisi namun tak bermodal, yang dimiliki hanyalah sebuah kemauan dan sedikit ilmu yang siap untuk diterapkan kepada masyarakat. Misalnya tahun lalu sebuah perencanaan pembangkit mikrohidro yang batal dibuat karena terkendala dana yang tidak cair dari pemerintah daerah setempat, atau beberapa bulan lalu perencanaan pico hidro yang juga batal karena persoalan yang sama. Sementara daerah tersebut sebenarnya belum mendapatkan atau belum teraliri listrik sama sekali.
Jika alasan persoalan tersebut karena dana, saya berfikir betapa banyaknya dana yang terbuang sia-sia, kenapa bukan itu yang digunakan untuk pembuatan pembangkit listrik untuk masyarakat? bagi saya dana bukan alasan, coba kita intip gaji anggota dewan:
Penerimaan biaya anggota DPR terbagi menjadi tiga kategori, yaitu 
(sumber: http://cafeblogger.biz/mengintip-gaji-anggota-dpr.html)
o rutin perbulan
o rutin non perbulan dan
o sesekali.
Rutin perbulan meliputi :
1. Gaji pokok : Rp 15.510.000
2. Tunjangan listrik : Rp 5. 496.000
3. Tunjangan Aspirasi : Rp 7.200.000
4. Tunjangan kehormatan : Rp 3.150.000
5. Tunjangan Komunikasi : Rp 12.000.000
6. Tunjangan Pengawasan : Rp 2.100.000
Total : Rp 46.100.000/bulan
Total Pertahun : Rp 554.000.000
Masing-masing anggota DPR mendapatkan gaji yang sama. Sedangkan penerimaan nonbulanan atau nonrutin. Dimulai dari penerimaan gaji ke-13 setiap bulan Juni.
Gaji ke-13 : Rp 16.400.000
Dana penyerapan (reses) : Rp 31.500.000
Dalam satu tahun sidang ada empat kali reses jika di total selama pertahun
totalnya sekitar : Rp 118.000.000.
Sementara penghasilan yang bersifat sewaktu-waktu yaitu:
- Dana intensif pembahasan rencangan undang-undang dan honor melalui uji kelayakan dan kepatutan sebesar : Rp 5.000.000/kegiatan
- Dana kebijakan intensif legislative sebesar : Rp 1.000.000/RUU. Jika dihitung jumlah keseluruhan yang diterima anggota DPR dalam setahun mencapai hampir 1 milyar rupiah. 

begitu banyak uang negara hanya untuk menggaji anggota dewan, itupun baru anggota dewan, belum lagi yang lain-lainnya. jika sekiranya dana tersebut dipotong hingga 50% untuk pembuatan pembangkit listrik dan program kesejahteraan masyarakat lainnya, saya fikir masyarakat akan bahagia dan bangga menjadi warga negara ind...
Saya menawarkan sebuah solusi pembangkit Listrik, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Cinta.
Komponen yang kita gunakan pada pembangkit tersebut tidak mengikat atau terserah dari orangnya. yang jelas didasari oleh cinta dan ketulusan. 
intinya seperti ini, bahwa problem listrik yang ada harus mendapat perhatian dari siapapun, terserah bagaimana model dan metode bentuk perhatian itu. entahkah itu dengan membuatkan pembangkit altrnatif atau sekedar sumbangsi pemikiran, sumbangsih dana, atau pemotongan gaji anggota dewan, menteri, presiden hingga bupati dan dialokasikan untuk program pembuatan pembangkit listrik, yang jelas kita berbuat atas dasar Cinta kepada saudara-saudara kita yang belum mendapatkan listrik atau pun terkendala oleh persoalan listrik tersebut.
Jika kita mencintai mereka, jika kita mencintai masyarakat, jika kita mencintai saudara-saudara kita yang lain, maka tidur kita tidak akan nyenyak jika mereka masih dalam kesulitan. acc

maaf untuk mu

minta maaf yg sebesarnya, jika dalam proses ini ada kesalah pahaman.
hanya kata itu yang mampu saya ucapkan, disaat kamu marah dan mengatakan saya penghianat karena tidak mengikuti pilihanmu. mungkin memang saya salah karena mencoba untuk lari dan menentukan pilihan sendiri, tapi ketahuilah bahwa dulu kamu yang sering bekata kemerdekaan kepadaku. kamu sendiri yang sering berkata jangan di ikuti jika tak sesuai dengan hati nurani.
makanya saya mencoba mengaplikasikan teori itu. dan maaf lagi untuk mu yang saya hormati, saya akui kamu memang hebat dan cerdas, tapi sopan santun harus tetap dijaga dalam dialektika kita.
pilihan ini bukanlah pilihan seumur hidup, ini hanyalah sebuah rutinitas tahunan yang akan terus bergulir, entah tahun kedepan kita akan satu pilihan yang sama atau kembali berbeda, tergantung kita lihat bagaimana prosesnya nanti.
yang jelas kemerdekaan itu harus tetap kita junjung.
tidak ada paksaan dan intimidasi apapun, itu yang kamu ajarkan, dan itu pula yang saya ajarkan kepada adik-adik di bawahku.


jangan pernah berfikir saya akan melupakan mu, saya akan tetap menganggapmu sebagai orang yang sangat berjasa dalam hidupku, begitu pun sebaliknya dengan mu, jangan pernah melupakan apalagi memutus tali persaudaraan hanya karena satu proses ini, proses yang cukup kotor dengan tujuan ambisi kekuasaan. acc

sebentar lagi lebaran

hampir semua pusat perbelanjaan penuh sesak, salah satu tanda bahwa bulan ramadhan akan segere berakhir dan lebaran sebentar lagi.
berbanding terbalik dengan suasana di masjid-masjid, kini terlihat lengah dan sepi, berbeda sekali pada waktu awal-awal ramadhan, yang kadang jamaah harus melakukan shalat di teras masjid karena di dalam masjid penuh. sebuah gambaran betapa semangatnya orang melakukan ibadah. namun semangat itu pun memudar seiring berjalannya waktu, sebulan lamanya mungkin terlalu lama mempertahankan semangat itu sehingga dipertenghan sudah mulai terlihat kemalasan, apalagi menjelang hari terakhir, semangat beribadah pun berubah seketika menjadi semangat berbelanja.
begitu pun dengan anak kecil yg seka bermain petasan, suara petasan terdengar semakin gaduh dihari menjelang lebaran, dimana-mana terdengar saling bersahutan.


lebaran adalah hari kemenangan,katanya. mungkin itulah yang menyebabkan sebagian masyarakat sangat antusias dan bersemangat dalam merayakannya. mempersiapkan segala hal mulai dari kue untuk para tamu nantinya, baju baru untuk dipakai jalan-jalan, dan beberapa hal-hal lainnya.


bergembira ria dan menyenangkan hati sepuasnya untuk menyambut hari lebaran. gambaran yang cukup unik yang kini terlihat.
terlepas seberapa banyak puasa yang dilaksanakan, seberapa khusuk dalam beribadah, dan seberapa banyak kita bermunajat kepada tuhan di bulan ramadhan, tapi yang dipikirkan adalah seberapa mampu kita membeli barang-barang baru.


jika ramdhan adalah bulan penuh berkah, bulan yang penuh ampunan, bulan yang paling mulia diantara bulan yang lainnya, dan kini akan berakhir, pantaskah dirayakan seperti itu?
malam ini, 28 ramadhan saya melihat keanehan itu, bulan penuh berkah sudah mau pergi dari kita, namun semua terlihat bahagaia. tak terlihat sedikitpun perasaan sedih, pernahkah kita berfikir jangan sampai bulan ini adalah ramadhan terakhir dalam hidup kita? dan kita tidak mampu lagi menikmati indahnya ramadhan yang akan datang.

kasihan

seorang anak kecil dengan wajah yang kumal, pakaian sembrautan sambil menggendong anak kecil yang sedang tertidur dipinggangnya, menengadahkan wajah sambil mengetuk kaca mobil yang berhenti dilampu merah depan kampus yang cukup tersohor di daerahku itu. tangannya yang masih imut menempel jelas di kaca sambil berucap "minta uang ta kodong pak, berapa-berapa saja"
beberapa detik ia berdiri dan terus meminta namun tak kunjung juga ada uluran tangan tanda memberi dari orang yang ada di atas mobil tersebut, hanya sesekali ia terlihat menunjuk kearah spanduk yang ada dipinggir jalan dengan tulisan dilarang memberi sumbangan pada peminta-minta dijalanan.
muka murung dan kecewapun terlihat menghiasi wajah peminta-minta itu dan pergi.

perasaan ibah kadang tak terkendali jika melihat kondisi yang seperti itu, kasihan dan sedih. hidup seperti itu bukanlah sebuah pilihan yang baik jika itu pun adalah sebuah pilihan. namun apa yang harus mereka perbuat dengan kondisi seperti itu, mencari kerja yang layak membutuhkan berbagai macam syarat yang harus dipenuhi, membuat usaha lain membutuhkan modal, sementara mereka tak punya apa-apa yang bisa diandalkan. terpaksa pilihan terbaik menurut mereka adalah mengemis.
namun bagaimana seharusnya kita berlaku kepada mereka? membantu dengan memberi atau sekedar ibah atau malah jengkel.
serta dimana peran pemerintah? bukankah orang miskin dan anak terlantar itu harusnya dipelihara oleh negara?
dilarang meminta-minta dijalanan tidak masalah jika pemerintah dapat menyediakan tempat pekerjaan bagi mereka. jangan hanya menangkapi mereka tanpa ada solusi.
seperti halnya pedagang kaki lima dan pengasong yang sering digusur di tangkap tanpa ada alasan yang jelas dan rasional serta solusi bagi mereka. biarkanlah mereka mencari nafkah yang halal.
yang aneh adalah selalu menyudutkan masyarakat kecil sebagai sebuah masalah negara dan mengganggu ketertiban, sementara begitu banyak penjahat birokrasi seperti pejabat yang berbuat lebih sadis dalam upaya penghancuran negara seperti korupsi, pencurian uang negara, pengeksploitasian kekayaan alam untuk kepentingan perorangan atau kelompok. kenapa bukan itu yang diusut dan dihancurkan?

sampai kapan akan seperti ini? dan apa yang harus kita perbuat sebagai orang kecil yang tak punya pengaruh apa-apa.
mari jadikan ini sebagai sebuah masalah bersama, dan mari membantu serta orang disekitar kita sekecil apapun itu, jika tak mampu dengan materi cukup dengan senyuman, atau setidaknya jangan menjadi penghalang bagi mereka.

Curhat


Terperangah menyaksikan kondisi yang semakin carut marut dan semakin hancur. Ketika semua rasa malu telah hilang dan dengan bangga memamerkan serta mengobral hasrat dan kemaluan,maaf. Semua nilai-nilai luhur dan suci yang menjadi junjungan para tetua kita yang terdahulu seketika hilang tergantikan oleh budaya barat yang akrab disebut hedonisme. Sedikit berbicara tentang hedonisme, hedonisme lahir dari satu mashab pemikiran barat yang tokohnya adalah Sigmend freud. Yang mengatakan bahwa segala sesuatu selalu di ukur dari kesenangan material, bahkan cinta sekalipun menurutnya adalah sebuah reaksi individu dalam memburu kesenang-senangan dan seksualitas. Saya yakin banyak yang tak mengenalnya, namun banyak pula yang tak mengenalnya tapi berbuat seperti teori-teori yang ia kemukakan. 
Jika descartes mengatakan bahwa aku berfikir maka aku ada, para pemuda-pemudi sekarang yang suka dijuluki dengan anak gaul berkata aku bergaya maka aku ada. Sehingga tak heran jika dimanapun kamu perhadapkan wajahmu maka disitu ada wajah-wajah orang yang bergaya. Anak gaul yang merupakan bentukan media karena kepentingan kapitalisasi sudah sangat mengakar dikepala masyarakat secara umum. Simbolisasi cantik yang terbangun adalah harus putih, langsing, berambut panjang, seksi dan sebagainya. Jika tidak seperti itu maka bersiap saja dikatakan orang kolot. Sementara orang pintar, cerdas selalu disimbolkan dengan orang bureng, berkacamata tebal, tidak gaul, selengkapnya liat saja di sinetron-sinetron.
Sudah menjadi hal lumrah dan sudah sangat lazim jika kita melihat orang yang dengan bangga berjalan memamerkan pantat, memakai baju yang ketat dan transparan, memakai pakaian dalam berkeliling di tempat umum seperti di mall dan tempat sejenisnya. Jika di kampung kita bisa melihat kerbau bertelanjang di sawah, di kota pun kita bisa melihat betis, paha dan belahan dada secara gratis. 
Sadar atau tidak namun ini menjadi sebuah masalah yang besar bagi kelanjutan generasi. Kita mau ikut arus atau berdiri tegar dan berjalan melawan arus itu. Memang berat, namun itu adalah kewajiban bagi setiap orang untuk melawan budaya tersebut. Seharusnya kita kembali menanamkan norma-norma dan budaya kultur yang dimiliki oleh kebudayaan kita sendiri. Nilai-nilai moral dan etika, serta sifat sipakalabbi, sipakainge, sipakatau harus tetap menjadi trend dalam kehidupan sehari-hari. Setau saya dalam ajaran apapun, baik agama ataupun pendidikan moral selalu diajarkan mengenai hal-hal baik dan bermoral.  Jika kita sendiri saja suka mengeksploitasi diri sendiri, maka jangan heran jika orang lain memanfaatkan itu dan mengesploitasi kita untuk kepentingan tertentu. Bukan hanya diri sendiri yang akan dirusak, namun orang lain pun akan ikut rusak, karena kita berada dalam lingkup sosial, bukannya hidup sendiri tanpa orang lain. acc