Menarik Dikunjungi
Silahkan Klik untuk selengkapnya
Cerita Sunset
Silahkan klik untuk selengkapnya
Menatap Jauh
Silahkan klik untuk selengkapnya
Kita dan Mereka
Silahkan klik untuk selengkapnya
Berbagi Foto
Silahkan Klik untuk selengkapnya
Lirik lagu ana' kukang
Menikah bukan hanya karena Cinta
Ciuman di Pinggir jalan
Nasionalisme Karena Capres
Pemilu dan tukar suara
Besok kita memilih, katanya sebagai wakil kita di parlemen yang nanti akan membawa aspirasi kita, menyuarakan kebutuhan kita, yaa.. semua untuk kita, tapi sekali lagi "katanya"..
Pemilu adalah pesta demokrasi, cukup layak memang disebut sebuah pesta, karena kemeriahan mewarnai moment ini. Akan banyak kita jumpai hiburan, pertunjukan musik yang mendatangkan artis lokal hingga artis nasional. Pesta yang cukup besar dengan keterlibatan ratusan bahkan ribuan massa. Kali ini masyarakat memang lagi berpesta, bisa dapat lembaran rupih cukup dengan ikut pawai, ugal-ugalan di jalan dan memakai seragam yang dibagikan. Masyarakat lagi dimanjakan dengan sembako, diberi hadiah dan ditukar dengan suara..
Mungkin hari ini para kandidat semakin gencar memaksimalkan strategi pemenangan, mengerahkan semua tim, membagi, memberi dan memastikan semua sesuai perencanaan. Tentu semua targetkan menang, ingin duduk sebagai anggota dewan. Namun jika kalah? Seperti pada momen sebelumnya, banyak juga yang gila bahkan ada yg tidak sanggup menerima kenyataan, drop dan mati.
Dalam proses pemilu yang saya perhatikan selama ini, pilihan selalu disandarkan pada sebuah sistem barter atau kedekatan, bukan pada kualitas calon. Seseorang akan memilih jika yang dipilih ini adalah keluarga atau teman dekat, atau yang dipilih telah memberi sesuatu kepada pemilih, nominal sekian untuk sekian suara. Saya tidak menganggap itu salah atau itu benar, tapi katanya, kapan lagi kita bisa dapat, toh kalau sudah terpilih untung baik kalau kita diingat.
Mungkin itu juga bagian dari kemuakan masyarakat yang bosan dengan janji manis, bosan dengan segala bentuk orasi membara yang sangat ideal, visi misi yang ditulis sempurna dan menjanjikan dalam bentuk teks.
Tapi cukup ironis dengan segala proses yang seperti ini, masyarakat seperti jualan yang suaranya bisa dihargai dengan materi. Saya tidak menganggap salah orang yang memilih karena dibayar, hitung-hitung daripada tidak dapat sama sekali. Bukan juga pesimis dengan para calon, tapi betulkah mereka membawa aspirasi kita? Jika untuk terpilih mereka harus membayar, saya menganggap itu ambisi pribadi.
Cukup membingungkan, kalau kita memilih belum tentu yang dipilih akan berpihak sepenuhnya kepada masyarakat, terus jika kita golput atau tidak memilih maka kita akan dianggap warga negara yang tidak baik.
Akhh.. sudahlah..
Acc..
Pak Camat
Di dalam sebuah helikopter, ada pak camat, 1 orang asisten pak camat, 2 pramugari dan 1 orang pilot. Mereka berlima sedang panik, karena 10 menit lagi helikopter tersebut akan meledak. Dan parahnya lagi karena parasut yang tersedia cuma empat buah. Mereka berdiskusi untuk menentukan siapa yang paling dahulu menggunakan parasut dan menyelamatkan diri, terjun menggunakan parasut dan mengikhlaskan satu orang untuk meledak bersama heli karena parasut tidak cukup.
Pak camat: sedikit ngotot, "Mungkin saya yang harus lebih dulu melompat, karena masih banyak berkas administrasi yang harus saya tanda tangani".
baiklah.. Semua sepakat, dan pak camat terjun menyelamatkan diri..
Setelah itu dua orang pramugari dipersilahkan untuk terjun menggunakan parasut, karena mereka masih muda, dan biasanya perempuan memang selalu diutamakan.
Tinggal berdua, Pilot dan Asisten pak camat.
Asisten: "jadi siapa lagi yang akan terjun pak?"
Pilot: "menurut bapak kira-kira siapa?
Asisten: "karena pak pilot sudah tua, dan sudah banyak pengalaman, apalagi pak pilot ini sudah bisa jadi pahlawan bangsa jika gugur saat tugas, tentu akan membanggakan karir pak, jadi mungkin saya yang terjun jauh lebih baik"
Pilot: sambil menengadah, menelan air liur, menarik nafas dalam-dalam "saya juga masih ingin hidup"
Asisten: penuh harap, dengan mata berkaca-kaca "Tapi saya masih muda pak, kasian anak dan istri saya"
Pilot: "baiklah.. Silahkan ambil parasut di belakang dan selamat jalan"
asisten tergesah-gesah, segera mengambil parasut di belakang.
Asisten: "Pak, masih ada dua parasut disini"
Pilot kaget dan segera berdiri, bergeser ke belakang mengambil parasut "
Pilot: "Astaga, pak camat salah ambil, yang dia pakai tas ransel saya, bukan parasut..
[intinya: Jangan terburu-buru, tenang dan selalu dikomunikasikan dengan baik jika menghadapi masalah]
Lahir, Hidup dan Mati karena Cinta
Kopi dan PNS
Tapi itu hanya akan menjadi angan-angan bagi yang tidak punya uang, yaah.. pns itu seperti mimpi manis bagi mereka yang bukan anak orang kaya, bukan anak pejabat, atau bagi mereka yang tidak punya koneksi. Skill, keahlian, kecerdasan biasanya tidak berlaku pada kondisi seperti itu. Berdoa cara yang baik, agar kondisi bisa berubah, agar penerimaan bisa objektif, dan katanya akhir-akhir ini, objektif itu sudah dijalankan. Semoga saja..
Ah, Saya ini seperti orang yang iri luar biasa, mengomel karena tidak bisa..
Licin, Terjal dan indah, perjalanan ke Umpungeng
Saya harus mengakui kehebatan dia mengendarai motor, begitu pun teman-temannya yang lain. lincah dan kuat menahan beban di jalan yang luar biasa menantang. Saya yakin pedrosa atau valentine rossi pun akan mundur jika melihat track ini. Berbatu, sempit, licin, naik turun gunung, dan untung baik kami lalui saat malam sehingga jurang terjal tidak menjadi beban psikologis, yang kelihatan hanyalah siluet gunung dan pohon-pohon yang menjulang tinggi. Gelap berteman udara sejuk, suara burung malam tidak terdengar, digantikan suara knalpot motor yang bergemuruh, sesekali diseligi suara bak mesin motor yang berbenturan dengan batu, sekitar 15 kilometer saya harus memegang besi penyangga sadel agar tidak jatuh, pegangan itupun harus seerat mungkin, duduk agak kedepan dan kepala agak kebelakang, sepertinya itu gaya terjelek saya saat dibonceng, jika saya pindahkan tangan dan memeluk dia, sepertinya kurang bagus, selain akan tambah menyusahkan juga kurang sopan memeluk orang yang belum begitu akrab, meskipun sejenis. Saya sempat tersentak diam dan takut, ketika melihat kuburan di pinggir jalan, tepat di tanjakan terjal dan menikung kira-kira 45 derajat lebih tajam dari 90 derajat, dia pun membunyikan klakson, biasanya itu pertanda izin lewat kepada penghuni tempat sekitar. saya melirik kebelakang, yang kelihatan hanya gelap, melihat ke depan yang kelihatan hanya warna cokelat jalanan basah yang baru saja diguyur hujan dan mengkilap karena terpaan lampu motor. Langsung teringat film-film horor Indonesia, jika tiba-tiba muncul warna putih dengan suaranya yang mendayu-dayu atau ketawa cekikikan. Tapi rasa takut itu hilang saat dia bilang sering melintasi jalan ini sendirian, jam 2 malam dan tidak ada yang mengganggu. Untuk menghilangkan pikiran aneh saya serbu dia dengan pertanyaan.
Nasionalisme bukan Hobi
Kesejukan Alam Barambang Sinjai
Hampir semua orang akan senang berada pada sebuah tempat yang indah, tempat yang mampu memberi kesejukan. Membiarkan udara lembut menyapa kulit, sejuk mengisi rongga pernafasan, membawa kita larut dalam suasana yang penuh kedamaian suguhan alami dari alam.
Salah satu tempat yang menawarkan kesejukan itu adalah air terjun Barambang, terletak di kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Untuk sampai di tempat itu kita harus menempuh jarak sekitar 10-20 km menuju Sinjai Borong dari jalan poros Tanete-kota Sinjai. Akses menuju tempat tersebut lumayan berkelok-kelok dan jalanan sempit, namun pemandangan sepanjang jalan akan membuat kita lupa untuk mengeluh, karena jalan yang dilewati penuh lubang yang siap mengayun kita di atas kendaraan. Jika ingin berhadapan langsung dengan air terjun dan merasakan bulir-bulir air menyapa kulit, kita harus menuruni tangga yang lumayan tinggi, orang sekitar biasa menyebutnya tangga seribu. Mungkin karena tingginya dan menguras tenaga untuk melewati tangga itu sehingga tangga seribu adalah kata yang pas untuk menggambarkan kondisi tersebut.
Mari sejenak kita bercumbu dengan alam, bermain dengan air yang dingin, membiarkan tubuh basah merasakan goresan aliran air yang dingin. Melepas penat, lelah dan segala gundah yang ada, biarkan semua mengalir bersama arus menuju muara yang tak bertepi.
Batu-batu kecil akan memberikan pijatan alami pada telapak kaki saat berjalan di aliran air, cukup untuk memberikan refleksi dan merangsang saraf pada kaki. Jika alergi pada air dingin, duduk di sekitar air terjun, di atas batu atau balai-balai yang ada untuk menatap alam sekitar juga akan menarik, memperhatikan gunung yang menjulang tinggi, perkebunan warga yang hijau atau menunggu kabut yang kadang datang jika cuaca sedang tidak cerah.
Air Terjun barambang, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, pesona alam yang berkesan, salah satu keindahan alam dari jutaan keindahan yang ada.
acc..
Intelek peminta-minta
Gambar di depan pintu 1 unhas 23-2-14 |
kamera dan perubahan sosial
Mungkin sekitar tahun 1991 atau 92, memori yang masih bisa tersimpan hingga saat ini, pertama lihat dan belum dibiarkan menyentuh, kamera berwarna hitam dan akrab disebut tustel, 36 kutipan tanpa display yang bisa memunculkan hasil jepret atau pilihan hapus jika fotonya kurang bagus. Masa itu tustel masih sangat jarang, hanya kalangan tertentu yang bisa memiliki, sehingga pajangan foto keluarga tidak akan kita temui di ruang keluarga, yang ada biasanya cuma hasil lukisan. Jika anak muda zaman dulu berfoto, biasanya akan menjadi gaya andalan bersandar di pohon atau dinding, jaket di pundak dan rambut gonrong dilengkapi kacamata hitam yang lebar, kemudian disimpan rapi dalam album yang biasanya bertulis Fujifilm. Mungkin gaya yang digunakan setiap zaman tergantung gaya mereka yang menjadi idola.
Karena susahnya atau karena jarangnya tustel pada tempo doeloe sehingga foto-foto yang beredar juga jarang. Sampai memasuki era milenium, era dimana digital mulai marak, sudah mulai muncul kamera DSLR di kampung, dipegang oleh tukang foto yang ke sekolah saat foto ijazah. Terus berkembang ke kamera pocket atau akrab disebut camdi, hingga munculnya hp dengan fasilitas kamera vga, dan sekarang semakin canggih, kamera dengan fasilitas Hp. Perkembangan inilah yang memacu peredaran foto terus meningkat, tidak perlu lagi album foto, cuci cetak biasa sepi, kebanyakan yang cetak foto cuma untuk kebutuhan pas foto atau foto pernikahan dan foto keluarga. Batasan foto pun tidak lagi sakral, mulai dari gaya minimalis, dokumentasi perjalanan, foto makanan sebelum makan, foto dengan bibir cembung dan foto setengah telanjang yang anehnya foto itu biasanya diabadikan sendiri dan akrab disebut selfie. Perkembangan kamera ini sangat cepat, efeknya pun bermacam-macam, dan penggunanya mulai dari anak kecil hingga orang tua tanpa ada batasan jabatan atau status. Mulai dari memfoto muka sendiri hingga memfoto hanya bagian tertentu, misalnya memfoto luka lecetnya kemudian dibagikan ke media umum.
Kamera adalah teknologi yang luar biasa, akan menjadi baik jika digunakan untuk hal yang baik pula, tidak salah memfoto diri sendiri, yang salah jika memfoto diri sendiri dalam keadaan tidak layak publik kemudian kita sebarkan..
selamat foto-foto..
Generasi muda tidak mati kiri
selamat ulang tahun hmi
Pak lafran pane sapaan yang sedikit akrab mungkin, karena terlalu berlebihan bagi saya jika harus seolah memanggil beliau dengan panggilan ayahanda, bukan tidak mau, cuma kata itu terlalu menggelitik, sama menggelitiknya panggilan kanda kepada senior, atau panggilan dinda kepada junior, tapi itu cuma menurut saya secara pribadi.
Semangat beliau dan teman-temannya sungguh luar biasa, membentuk sebuah organisasi dengan tujuan mulia, membina insan akademis, sebagai insan pencipta, pengabdi, yang dibalut dengan label agama islam yang diyakini agama sempurna, demi terwujudnya sebuah tatanan masyarakat adil makmur yang tentunya dengan ridho tuhan semesta alam.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sejak 1947 hingga sekarang tentu sudah cukup tua, jika manusia maka mungkin dia sudah bungkuk dan keriput. Tapi terlalu jauh jika saya harus membahas perjalan kisah yang panjang itu, cukup saya utarakan kisah sejak pertama saya mengenal hmi.
Banyak anggapan negatif tengang hmi, dengan sejumlah anggota biasa hingga tokoh besar hmi yang sudah bermain dalam kanca nasional dan sukses memberi sumbangsi yang cukup signifikan dalam pengrusakan nama hmi. Kita tidak perlu sebut nama, karena mereka cukup banyak dan populer. Selain itu, sadar atau tidak banyak anggota hmi sendiri yang juga ikut andil merusak, mulai dari mereka yang sekedar ikut bastra dan keluar mengatas namakan anggota hmi, atau anggota aktif yang mengatas namakan hmi kemudian memanfaatkan nama besar hmi untuk kepentingan pribadi atau sekolompok orang. Pemanfaatan dalam dunia politik yang cukup marak dikalangan senior atau teman yang sering saya jumpai, trand keluaran aktifis hmi biasanya terlibat dalam partai politik, meski tidak semua seperti itu. Keterlibatan itu tentu tidak salah, semua orang berhak memilih jalan hidup masing-masing, termasuk terlibat dalam parpol. Yang salah jika memaksakan keinginan atau kepentingan pribadi dalam keterlibatan tersebut dan menyeret junior yang masih muda, yang masih harus belajar di kampus, yang belum matang pola pikirnya, dan dijadikan sebagai peluncur. Junior yang masih muda dan sedikit lugu pasti akan senang, bagaimana tidak, dengan usianya yang masih muda, baru dan keinginan eksist cukup tinggi akan memotifasi dia untuk terlibat, siapa yang tidak senang jika di iming-imingi akses ke jenjang penguasa, bertemu orang besar sekelas dewan atau pemerintah daerah bahkan mentri, dan mungkin juga itu tidak salah, yang salah jika itu sekedar iming-iming semata.
Belum lagi pertarungan sesama anggota sendiri, pertarungan dalam memperebutkan posisi atau jabatan kepengurusan. Siapa yang tidak senang namanya ditulis sebagai ketua cabang, atau ketua badan kordinasi hingga ketua pusat. Persahabat yang terjalin di forum bastra, dilingkaran kajian, di meja diskusi harus rusak karena perbedaan pilihan, karena tidak mendukung satu sama lain.
Hmi memang cukup seksi, organisasi tua yang mimiliki banyak anggota dan tersebar diseluruh pelosok negeri. Memiliki banyak alumni yang sudah sukses menduduki posisi penting dan strategis, jaringan cukup luas, Itu salah satu alasan nama hmi bisa dipakai untuk mencari atau membuka akses. Dan menarik bagi mereka yang ingin memanfaatkan peluang usaha, mulai dari usaha jual beli barang, jasa hingga usaha multi level marketing atau mlm. Mulai mlm syariah hingga mlm pembalut. Sekali lagi itu sebuah usaha, tidak salah bagi mereka yang ingin berusaha, yang salah mungkin, jika kita memaksakan usaha tersebut untuk diminati, atau memaksakan teman, junior untuk terlibat karena alasan solidaritas atau kesetiakawanan. Dan teman atau junior yang baik, akan terlibat, mungkin karena usaha tersebut memang menarik atau karena ke-tidak enakan kepada teman atau senior.
Tapi selain itu, selain ketimpangan yang ada, banyak juga yang atas nama hmi, membuat sebuah kegiatan yang membantu masyarakat kecil, dari kegiatan massal hingga kegiatan-kegiatan perorangan. Yang kadang dilaksanakan pada tataran komisariat atau cabang.
Hmi ini adalah wadah yang menampung berbagai jenis pola pikir dan tabiat anggota, apa warna dan perilaku yang ada di dalamnya sangat ditentukan oleh anggota yang menjalankan. Ibarat satu perahu, jika salah satu anggota membocor perahu maka anggota lain harus cekatan mengeluarkan air yang masuk atau segera menambal bocornya, jika tidak cekatan maka semua akan ikut tenggelam. Kadang orang lain atau masyarakat secara umum melihat sebuah permasalah secara general, satu yang berbuat salah maka semua akan kena imbasnya. Anggotalah yang harusnya pintar memposisikan diri, bertindak dan membuat suatu aktifitas yang tidak merusak nama organisasi yang juga dapat merusak nama anggota lainnya, karena kita dalam satu naungan.
sangat tidak baik jika kita sebagai penerus, merusak nilai tulus yang ingin dibangun oleh bapak lafran pane. Anggota harusnya selalu menjaga agar tetap berjalan di koridor yang ada yakni ndp dan tujuan hmi, selalu menjadikan hmi sebagai wadah kaderisasi, memanusiakan manusia, belajar dan terus berjuang.
Bagi saya berdiri di sebuah komunitas kecil dengan anggota beberapa orang, di kampus politeknik ujung pandang dan bernaung di bawah payung hmi, sudah sangat cukup. Saya juga bukan anggota yang baik, tapi ingin melihat semua baik, cukup peduli kepada organisasi ini khususnya pada komunitas kecil tempat saya belajar, dan membuka tabir-tabir pengetahuan.
Selamat ulang tahun hmi, semoga bisa lebih baik.
Mks, 5 feb 14.
Acc...
pagi ini
Terinspirasi dari tulisan beberapa tahun silam yang terbit disalah satu buletin kampus.
Pagi ini seperti biasa, saya bangun tidak begitu pagi, biarlah ayam lebih dulu mematok rejeki, toh paruhnya kecil, tidak mungkin dia akan habiskan rejeki untuk hari ini, ayam mematok rejeki dipagi hari itu biasa menjadi keluh orang tua yang mudah-mudahan tidak muak dengan anaknya yang malas bangun.
Sebenarnya bukan malas bangun pagi, tapi matalah yang terus memaksa untuk tertidur, dia ingin balas dendam, karena semalam dia dipaksa untuk membelalak hingga subuh. Tapi ternyata mata yang malas terbuka dikalahkan oleh aroma pisang goreng pagi ini, saya bangun, pisang goreng itu memang menggoda.
Teh, pasangan yang tidak begitu serasi sebenarnya dengan pisang goreng, tapi karena itu yang ada maka itulah yang terbaik untuk diminum dan mengguyur pisang di kerongkongan yang kadang malas untuk turun ke lambung. Sambil buka-buka hp, banyak pemberitahuan masuk, salah satunya pesan dari always, sekedar ucapan selamat pagi, saya tidak tau maksudnya apa, karena baru pagi ini dia kirim pesan, sekedar sapa atau menyimpan modus lain, saya balas kemudian tidak ada lagi respon. Mungkin dia mau menunjukkan kalau dia bagun cukup pagi hari ini, entahlah.
Pagi ini, tidak sejuk lagi, karena matahari sudah mulai sangar, ini masih pagi atau sudah siang, batasan jamnya saya tidak begitu paham. Teman baik, malas bangun yang saya miliki yaitu malas mandi pagi, tapi itu sudah hilang sejak setahun lalu, sekarang mandi dulu baru keluar, memakai hembodi (ejaan versi daerah) untuk menyembunyikan kulit kaki yang belang-belang. Sebenarnya memakai hembodi biasa saya lakukan sejak sekolah, merek-nya tergantung merek yang dipakai mama saya, minyak rambut yang saya gunakan dulu minyak kemiri, cukup populer di kampung kala itu, bukan hanya rambut, jidat pun ikut mengkilat, rambut akan seperti daun talas, membiarkan air menggelinding dipermukaan dan tidak meresap, tapi sebaliknya, segala jenis debu akan melekat dengan baik.
Beginilah kalau bukan orang kantoran, setiap pagi aktifitas tidak jelas, keluar rumah dan jalan begitu saja, dan pagi ini, diperjalanan ketemu dengan om polisi, saya ditahan, dia minta sim dan stnk, seperti beberapa teman lainnya, ompol ini juga berkulit hitam legam seperti kue yang over d dalam pemanggang kue, perutnya agak buncit, dan kadang susah senyum, sedikit gugup saya sodorkan sim dan stnk, dia bolak-balik baca dan dikembalikan, silahkan jalan katanya. Dengan ucapan terima kasih lalu saya pergi, masih gugup, mungkin karena dikepala sudah membentuk ketakutan. Menepi, singgah di sebuah warung kopi, ingin menghilangkan rasa gugup, seteguk kafein tambah seisap nikotin mungkin bisa melegakan. Keringat yang dari tadi keluar memang membuat perasaan kurang nyaman, kopi menghilangkan gugup, tapi masih ada perasaan yang kurang nyaman, ah betul mengganggu. Berfikir apa yang salah dari pagi ini, padahal semua berjalan seperti kemarin-kemarin, kecuali ditahan om pol tadi. Bakar lagi nikotinnya, berusaha rileks, buka media sosial, ambil hp, tulis cerita pagi ini. Ohh..Ternyata saya belum boker.. hehehehehe
Warkop, 4-2-14.. acc
konci bu aji
Jika di daerah lain, saat ada pesta biasanya hanya laki-laki lah yang mengikuti perlombaan main domino. Tapi di daerah ini berbeda, di perbatasan negara, mereka tidak mau kalah mengambil posisi dan menamparkan lembaran demi lembaran domi, mulai dari ibu-ibu hingga gadis-gadis yang tangannya masih halus, tidak kalah lincah memainkan kartu, permainan ini lebih menarik bagi mereka, dibandingkan keluar ke tempat terbuka dan mangkal atau sekedar lalu lalang dikeramaian untuk memancing atau menarik perhatian lawan jenis mereka.
catatan dari ujung pulau
Ini tidak melalui sebuah penelitian ilmiah yang lengkap dengan segala prasyarat sehingga dikatakan karya ilmiah. ini hanyalah sebuah catatan dari perjalanan mengunjungi tempat yang pertama kali saya datangi. Mungkin sebagian orang menganggap hal biasa, tapi menjadi tidak biasa oleh saya karena ini pertama kalinya.
Sei-nyamuk atau biasa disebut sungai nyamuk, kecamatan sebatik kalimantan utara, berbatasan langsung dengan malaysia. Ketika dulu saya berkunjung ke pulau lain, jawa misalnya, saya memang merasa berada di daerah lain, karena di lingkungan saya berada dipenuhi dengan percakapan bahasa lokal, atau ditandai oleh ornamen lokal sebagai simbol daerah tersebut. Tapi ketika sampai di sini (sebatik) setelah melalui perjalanan ribuan kilometer menggunakan kendaraan darat, udara dan laut, saya merasa tidak pergi kemana-mana, disambut dengan bahasa melayu sebagai bahasa pemersatu mereka, bukan bahasa indonesia yang sesuai dengan eyd, dan bahasa sehari-hari mereka ternyata bahasa bugis.
Saat malam, sedang ada pesta, duduk melingkar dengan beberapa warga, terlihat dari guratan wajah, mereka ini pekerja keras, ternyata betul, mereka perantau dari sulsel, senyum mereka disela gumpalan asap, tata bahasa dan tingkah, masih menggambarkan nuansa tanah asal mereka. Katanya, disini 80% penduduk dari bugis, sinjai, bone, enrekang, wajo, sidrap, pinrang, bulukumba, sebenarnya bukan hanya bugis karena ada juga makassar, tapi secara umum mereka menyebut bugis, sisanya perantau dari jawa dan orang tidung sendiri. Terlihat di gambar yang diabadikan dari salah satu mesjid besar di kota sebatik, nama mesjid ditulis dengan huruf lontara..
Saya langsung teringat dengan daerah luwu-sulsel yang beberapa wilayah didiami oleh orang jawa dan bali, mereka hidup dan berkembang di sana, sama atau tidak dengan kasus ini, saya kurang paham. Jika di luwu ada beberapa kampung atau desa yang diberi nama jawa/bali, maka di sini pun demikian, tempat yang lagi ada pesta ini disebut kampung sinjai, desa lapri kec.sebatik. Orang bugis telah menguasi beberapa wilayah disebatik ini, penduduk lokal tergeser kepolosok gunung. Dan katanya orang terkaya di daerah ini adalah orang bone, jika ada bangunan-bangunan besar, tanah yang luas itu dimiliki oleh mereka yang berlabel bugis. Secara singkat mereka menjelaskan tentang penamaan dan pemilikan tanah di ujung borneo ini, awalnya mereka merantau ke malaysia sebagai TKI ilegal, karena ilegal sehingga pekerjaan mereka disana terbatas dan dibayangi ketakutan akan ditangkap, mereka memilih pergi dan singgah di daerah ini yang dekat dengan malaysia, cukup 15 menit menggunakan speedboot. Tanah ini masih kosong, sehingga mereka membuka lahan dan bercocok tanam, begitulah seterusnya hingga sekarang menjadi ramai.
Bagaimana dengan penduduk lokal? Katanya" penduduk lokal tidak pernah pusing dengan kehidupan, malah mereka sendiri yang menjual tanah mereka kepada para pendatang, kehidupan penduduk lokal sangat sederhana, rumah mereka seadanya, yang jelas bisa berteduh, jarang penduduk lokal yang berminat kerja keras mengumpulkan uang, kata mereka" kami lahir disini, besar disini dan akan mati disini, apa yang akan kami kejar? Jika kehidupan kami hanya berputar disini, yang jelas masih bisa makan untuk melangsungkan hidup, berbeda dengan kalian para pendatang, kalian harus kerja keras mengumpulkan uang, karena kalian perantau yang punya cita-cita untuk kembali ke kampung masing-masing karena disana kehidupan kalian.
Lalu bagaimana dengan kehidupan para pendatang, khususnya orang-orang bugis, apakah akur-akur saja? "Kalau disini kehidupan orang-orang sangat baik, kecuali di daerah timur sana, wilayah tarakan yang juga didominasi oleh bugis, disana pernah terjadi konflik kurang lebih 3 hari antara orang bugis, terkhusus orang pinrang, letta' dengan orang tidung.."kata orang disini, sebenarnya orang tidung mulai kehilangan kesabaran, karena orang bugis disana (tarakan) selalu mengganggu orang tidung (mengganggu tanda kutip)..banyak korban yang berjatuhan, dan paling banyak itu bugis, katanya.
Apa pekerjaan orang-orang bugis disini? "Mereka bertani, berdagang atau jual-jualan, membuat tambak udang, tambak ikan bandeng dan menjadi perampok. Banyak orang bugis di sini yang jadi perampok, mengambil hasil tambak orang, dan bisa dikatakan bajak laut, karena mereka merampok orang-orang di atas kapal yang akan menyeberang pulau dengan menggunakan speedboot, yang dirampok pun sesama mereka orang bugis. Jika mereka ketahuan dan dikejar oleh polisi, cukup melewati perbatasan negara saja, mereka akan aman, apalagi di tengah laut ada perbatasan tiga negara, indonesia-malaysia-filipina.
Catatan dari ujung borneo, berdasarkan hasil jalan-jalan dan perbincangan dari beberapa orang disini.
Sebatik, 24 Jan 14, acc...
Akhir 2013
Tapi jika ini adalah sebuah tradisi, maka ini tradisi yang lintas batas, lintas usia, lintas golongan, suku, ras bahkan agama.
Terlepas dari pro dan kontra berbagai penanggap, tapi realitanya seperti itu. Perayaan ini identik dengan pesta atau hura-hura, mulai dari kota besar hingga ke desa, mulai dari menyewa musik mahal, elektone, atau sekedar mengeluarkan speaker pribadi ke pinggir jalan kemudian bernyanyi bersama, perayaan dalam kategori paling sederhana biasanya sekedar berkumpul bersama dalam canda tawa menikmati kopi, teh atau minuman kemasan seperti teh gelas dan tahu isi. Yang sedikit religius biasanya merayakannya dengan doa bersama, atau yang membingkainya dalam nuansa intelektual biasa merayakan dengan diskusi bersama, setelah itu makan-makan..
Sore ini tanda-tanda perayaan itu semakin jelas, meskipun dari kemarin sebenarnya sudah banyak yang curi start, lebih duluan meledakkan petasan dan kembang api. Tapi sore ini semua semakin gencar, semakin gesit untuk menuju puncak perayaan. Penjual petasan dan kembang api semakin sengit bersaing memikat pembeli. Tidak mau kalah, penjual jagung, penjual ikan dan penjual arang ambil andil untuk mereka yang akan merayakan dengan bakar-bakar jagung atau ikan.. penjual terompet yang harus kerja ekstra membungkus jualan mereka agar tidak basah oleh rintik hujan juga berperan aktif.
Di sudut kota sana, mereka yang berlebih sudah mulai masuk ke ruang-ruang yang sedikit mewah, yang dipenuhi lampu kedap-kedip berwarna warni, bersama pasangan masing-masing atau teman-teman mereka tentunya. Ada juga katanya yang merayakan di kamar hotel, tapi..akh.. entahlah dengan itu, saya tidak paham.
Rintik hujan yang begitu tipis, kecil-kecil terus menetes dari langit, sepertinya ia sudah lelah dari pagi tadi menyerang dengan derasnya, membasahi bumi hingga tanah tak mampu lagi menampung airnya, dan membiarkan menggenang di permukaan. Ini tentunya baik mereka, hujan tidak menghalangi mereka keluar malam ini, rintik kecil bukan hal yang berarti, basah sedikit bukanlah sebuah masalah untuk acara tahunan ini. Bahkan rintik itu menjadi hiasan alami, warna yang terlihat indah menetes diselah cahaya lampu jalan.
Kembang api sudah mulai ramai mewarnai langit, petasan yang bersahutan seperti bersaing satu sama lain, suara bising, suara musik dan suara cempreng yang ikut menyanyi mengisi hingga detik-detik menghitung mundur pergantian tahun. 10-9-8-7-6-5-4-3-2..dan tiba-tiba terdengar suara gemuruh, semua diam, berhenti menghitung..dan seketika suara ledakan pecah..mereka berteriak histeris, berlari berhamburan...ahhh...itu badai..meruntuhkan gedung, membelah jalan, mereka berlarian menyelamatkan diri..seperti semut yang disiram air keras, ada yang terinjak ada yang melompat.. hanya hitungan detik, air laut ikut meluap, diikuti longsor..semua disapu rata, gedung, rumah, kendaraan, semua digilas habis..banyak dari mereka terseret, ada yang tertimpa bangunan..atap seng beterbangan, menghantam siapa saja yang dilewati..suara petasan dan nyanyian berganti histeris dan tangis, darah banyak yang tertumpah.. rata..semua rata..mereka terkapar, ada yang kehilangan kepala, badan mereka terpotong menjadi dua, bahkan ada yang hancur remuk..tragis, sedih..
Tiba-tiba semua hening, dan terdengar suara perempuan "sayang, bangun maki, jadi mi kopi ta sama pisang goreng di meja"..ahh, itu suara istriku.. :D :D
acc...
(Sinjai: 31 Desember 2013)